Dari wikipedia:
Database consumption (Japanese: データベース消費, romanized: dētabēsu shōhi) refers to a way of content consumption in which people do not consume a narrative itself, but rather consume the constituent elements of the narrative. The concept was coined by the Japanese critic Hiroki Azuma in the early 2000s.
Hiroki Azuma mengembangkan konsep “grand narrative” dari narrative consumption, yang lebih berkaitan dengan canon information (naratif yang berasal dari sumber pertama) dengan “grand non-narrative (stacks of information) (大きな非物語(情報の集積), rom: ōkina hi monogatari (jōhō no shūseki)), kurang lebih aspek di luar naratif aslinya. Database dalam hal ini merujuk kepada database yang dibagikan sebagai sebuah perilaku konsumtif di dalam sebuah komunitas.
Sederhananya, daripada berfokus kepada narasi, worldbuilding, ataupun aspek-aspek lain yang dibentuk dari awal terhadap sebuah item seperti franchise, database consumption mengarahkan kita kepada bentuk konsumsi media lain yang didasarkan kepada hal yang terbentuk di dalam komunitas yang mengkonsumsinya - fandom, yang membentuk narasi sendiri seperti misalnya konten fanmade (baik yang didasarkan sebagian kepada narasi aslinya (partial postmodernism) ataupun secara longgar, baik dengan interpretasi orisinil ataupun referensi kepada database lain (full postmodernism), lihat quote di bawah) ataupun dalam bentuk dan format yang lainnya.
While narrative consumption could be seen as fabricating pseudo-”grand narratives” with worldviews behind works to compensate for the lost grand narrative (partial postmodernism), in database consumption, however, even fabrication is abandoned (full postmodernism). Therefore, in (full) postmodern otaku culture, by accessing the database (stacks of information) that varies depending on personal interpretations, various settings are extracted by different people to create different original and derivative works (indistinguishable between originals and copies).
See also: todo-Simulacra, Hyperreality, todo-Postmodernism