Dari dewi sundari, tentang falsafah nrimo ing pandum:

Nrimo artinya menerima. Maksudnya adalah menerima segala pemberian, baik yang berasal dari sesama manusia maupun yang berasal dari Tuhan. Baik ataupun buruk, kurang ataupun lebih. Sesepuh orang Jawa selalu mengajarkan bahwa ujian hidup hendaknya dipandang sebagai kelebihan. Meskipun dalam proses melewatinya memang tidak gampang.

Apakah Nrimo Ing Pandum Sama Artinya dengan Pasrah? Tidak. Falsafah ini mengajarkan kita agar menyadari apa yang diberikan kepada kita. Dengan ikhlas dan lapang dada, sesuai kemampuan kita sendiri. Bukan lantas berpangku tangan dan memasrahkan diri tanpa berusaha. Itu namanya bukan ikhlas, tapi malas.

Nrimo, legawa, berbesar hati.

Internalisasiku seputar konsep ini memang banyak didasarkan ke falsafah jawa, karena latar belakang keluarga yang berasal dari jawa.

Seperti yang dijabarkan di atas, menerima bukan berarti pasrah, tapi merasa cukup dengan apa yang terjadi (hasil dari usaha, seputar nasib - baik ataupun buruk), dan berusaha lebih baik di kemudian hari dengan umpan balik dari apa yang telah dialami. Untukku, ini bentuk dari nrimo yang sehat - tidak banyak berfokus kepada sisi jeleknya, dan banyak mengupayakan sisi konstruktif untuk diperbaiki di kesempatan selanjutnya. Ini tidak kemudian mengesampingkan emosi lain yang bertentangan seperti amarah ataupun berkeluh-kesah - hanya lebih banyak memberi fokus di sisi nrimo saja dan memberi waktu secukupnya untuk emosi negatif lainnya.

See also: Takdir