Hyperreality, atau hiperrealita adalah sebuah konsep dalam pos-strukturalisme.

Mengutip wikipedia:

(Hyperreality is) …process of the evolution of notions of reality, leading to a cultural state of confusion between signs and symbols invented to stand in for reality, and direct perceptions of consensus reality.

Dalam kata lain, pergeseran dari persepsi atas simbol (yang merupakan konsep di dalam pos-strukturalisme) dan keberadaannya di dalam realita yang dipersepsikan. Batas antara apa yang nyata (dalam hal ini, realita, kehidupan sehari-hari) dan yang tidak nyata (fiksi, yang bisa mencakup apa saja, tapi seringkali dikaitkan kepada media yang dikonsumsi) menjadi buram, sampai-sampai batas antara keduanya menjadi hilang.

J. Baudrillard mendefinisikan hyperreality sebagai “the generation by models of a real without origin or reality”.

Interpretasi lain dari hyperreality bisa didapat dari cerita Jorge Luis Borges, “On Exactitude in Science” (yang didasarkan lagi kepada sebuah bagian dari cerita oleh Lewis Carroll, Sylvie and Bruno Concluded), yang juga dipinjam oleh Baudrillard dalam argumennya; Sebuah peta yang sangat detail hingga peta tersebut menutupi, secara figuratif, apa yang direpresentasikan olehnya - realita kawasan dari peta itu sendiri. Ketika imperium yang menciptakan peta tersebut runtuh, bersamaan dengan petanya, baik representasi maupun yang nyata tidak lagi tersisa, melainkan hiperreal saja.

See also: Simulakra dan Fiksi Ilmiah, yang berasal dari buku yang mengawali istilah ini.